100 Facts Weather- Hurricanes, Tornadoes, Blizzards, Educational Projects, Fun Activities, Qui

100 Facts Weather- Hurricanes, Tornadoes, Blizzards, Educational Projects, Fun Activities, Qui

B. Indonesia Bacalah cerita fiksi di bawah ini!

Ikan Mas

Di tepi desa dekat sungai, tinggal keluarga dari dua anak perempuan dan seorang ibu janda.
Ayahnya sudah lama meninggal dan ibunya sakit. Kedua anak itu bernama Ninda dan Andini.
Keduanya memiliki sifat yang sangat berlawanan. Andini, yang merupakan putra tertua,
memiliki sifat arogan dan keras kepala dan selalu menantang perintah orang tuanya.
Sementara Ninda adalah saudara perempuan Andini yang memiliki sifat ramah, sabar, baik hati
dan selalu mematuhi orang tuanya. Sepulang sekolah, Ninda selalu membantu ibunya menaruh
barang-barangnya setelah ia kembali dari pasar. Ninda juga sangat rajin membantu semua
pekerjaan rumah tangga. Rahmat ibunya, yang lelah bekerja dan harus melakukan semua
pekerjaan rumah.
Sementara Andini, kakaknya sangat arogan dan malas. Sepulang sekolah, Andini langsung
bermain dengan teman-temannya. Dia tidak ingin membantu ibunya, apalagi membantu
pekerjaan rumah. Pakaiannya dicuci oleh Ninda. Andini pulang hanya ketika dia lapar dan
meminta uang kepada ibunya. Meski begitu, Ninda tidak pernah mengeluh tentang sifat
kakaknya.
Suatu hari Minggu, Ninda meminta ibunya untuk memancing di sungai dekat rumahnya sebagai
makanan tambahan untuk makan siang. Ninda, yang kemudian tinggal sendirian, mulai
memancing di sungai dengan peralatan seadanya. Segera setelah itu, kail Ninda ditarik oleh
seekor ikan. Ninda terkejut karena ikan yang didapatnya adalah ikan emas besar.
Akhirnya Ninda memutuskan untuk membawa pulang ikan itu dan memberi tahu ibunya betapa
indahnya ikan itu. Ninda bermaksud untuk tidak memasak ikan dan menyimpannya lebih jauh.
Ibu Ninda kemudian menerima keinginan putranya untuk memelihara ikan yang baru saja dia
tangkap. Ninda meletakkan ikan di bain-marie, lalu pergi mencari makanan lagi.
Setelah kembali ke rumah, Ninda terkejut karena di sekitar bak mandi tempat dasi diletakkan ada
2 buah sisik emas yang terlepas dari badan ikan. Ninda kemudian memberi tahu ibunya dan
berencana untuk menjual tangga emas. Ternyata benar, timbangan ini berwarna emas dan bisa

dijual. Akhirnya Ninda dan ibunya menjual timbangan emas dan uang itu digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
Ikan terus memancarkan timbangan emas seminggu sekali tanpa sepengetahuan Andini. Andini
yang mulai curiga karena rumahnya selalu penuh dengan makanan enak dan pada akhirnya hal-
hal baru memintanya. “Di mana kamu mendapatkan semua ini”. “Semuanya diberkati oleh
Tuhan,” kata ibunya. Sang ibu kemudian menyarankan Andini untuk tidak melempar atau
melukai ikan Ninda.
Suatu hari, Ninda dan ibunya belum kembali dari pasar, sementara Andini sangat lapar karena
dia baru saja kembali dari permainan. Melihat kerudung makanan dan keranjang nasi yang
kosong, Andini merasa kaget dan marah. Dia kemudian mencari makanan sambil memukul-
mukul barang di dapur. Akhirnya Andini melihat ikan emas Ninda di sebuah tangki dekat dapur.
Andini, yang sedang sekarat karena kelaparan dan menjadi marah karena ibu dan saudara
perempuannya tidak siap untuk segera makan, mengambil ikan emas tanpa memperhitungkan
pesan ibu untuk tidak melukai ikan emas. Andini kemudian memotong ikan emas dan
menggorengnya lalu memakan ikan emas ajaib yang telah memberikan kesejahteraan bagi
keluarga.
Setelah pulang dari pasar, Ninda dan ibunya sangat terkejut melihat dapur kedai dan tulang ikan
di atas meja makan. Ninda kemudian memandangi tangki tempat ikan emas itu diletakkan,
ternyata ikan emas itu sudah tidak ada. Ninda kemudian menyadari bahwa tulang-tulang di atas
meja makan adalah duri ikan emas kesayangannya yang telah dimakan oleh kakaknya.
Ninda kemudian menangis dan mengubur duri yang tersisa dari ikan emas. Setelah Andini
kembali, ibunya langsung meminta ikan emas saudara perempuannya. Andini menjawab dengan
santai, “Aku sudah memasak, karena kamu lapar dan kamu belum memasak untukku hari ini”.
Merasakan kesombongan putranya, ibunya merasa sedih dan tersentak oleh sifat putra tertua.
Sekarang ikan emas yang memberi kesejahteraan keluarga telah hilang. Andini kesal setiap hari
karena dia harus kembali menjadi benar-benar biasa-biasa saja dan makan makanan manja.
Kalau saja dia bisa menunggu sebentar dan mendengarkan pesan ibunya, pasti keluarga mereka
akan tetap makmur.

Sudahkah kalian membaca cerita fiksi di atas? Jika sudah, silakan berikan jawaban pada 5
pertanyaan di bawah ini!
1. Bagaimana judul atau tema yang dikembangkan? Apakah ada keunikan?
2. Bagaimana pengarang mengembangkan latar cerita?
3. Bagaimana pengarang mengembangkan tokoh dan watak tokoh?
4. Bagaimana pilihan kata yang digunakan pengarang?
5. Apakah kalimat-kalimat yang digunakan pengarang memiliki keunikan dan kekuatan
membangun cerita?